Kamis, 15 Desember 2016

Baru belajar nulis, maunya sih jadi penulis terkenal tapi semua tulisan jauh dari kata layak untuk di post. saya mohon saran dan kritikannya dari teman-teman semua. 


PUTUS
Bagi saya putus adalah kata yang sangat mengerikan dalam suatu hubungan. Kata putus sering kali hanya di lontarkan dari satu pihak saja tanpa meminta pertimbangan dan pendapat dari pihak lain semuannya hancur begitu saja. Menurut saya seharusnya jika pasangan kekasih ingin berpisah seharusnya mereka harus membicarakan kata putus itu secara bersama-sama dan meminta pertimbangan dari kedua pihak bukan hanya satu pihak saja yang memutuskan sesuatu hal itu karena jika ingin jadian bukannya persetujuan dari kedua belah pihak itu harus ada kenapa pada soal putusnya lain?

Dengan adanya kata putus dalam suatu hubungan, semua hal bisa terjadi. Adanya bunuh diri, keputus asaan, sakit hati, mengalihkan diri ke narkoba, minuman dan sebagainnya. Namun ada juga yang betul-betul ikhlas menerima kejadian itu dengan lapang dada dan bersih kukuh memperbaiki diri dan bersabar. Nah, hal terakhir ini memang sangatlah baik untuk dilakukan saat putus cinta namun hal positif ini pula lah yang sangat berat untuk dilakukan seseorang jika telah mengalami putus cinta.

Baik saya akan menceritakan pengalaman teman saya yang ia ceritakan kepada saya beberapa hari yang lalu mengenai kata yang satu ini “PUTUS”. Saat pacaran saya sangat takut dengan namanya perpisahan, saya itu sekali jatuh cinta sulit untuk melupakan dan saya sangat anti untuk mengucapkan kata putus untuk saat ini dan seterusnya, saya TAKUT!. Saya takut menyesal, saya takut itu terjadi pada diri saya, saya takut diputuskan oleh orang yang saya sayang. Prinsip saya lebih baik saya diputuskan daripada saya harus memutuskan. Lebih baik saya bertahan dengan perasaan saya yang mungkin sudah tak betah lagi dengan pasangan saya dan bersikap seperti biasanya kepada dia meski itu tersiksa bagi saya daripada saya yang meminta putus. Saya tidak ingin menyakiti hati orang lain.

Namun suatu waktu saya memiliki seorang pacar yah, bisa dibilang saya sangat menyayangi dia hubungan kami telah berjalan bertahun-tahun lamanya, kami sering putus nyambung dengan semua penyebabnya karena kesalahan saya sendiri. Saya telah diberi kesempatan kepada dia untuk memperbaiki diri, sikap dan prilaku, saya melakukannya semua, saya turuti dan laksanakan. Namun, apa boleh daya saya hanya manusia biasa saya selalu saja melakukan kesalahan yang sama, semua diluar kehendak saya. Batas kesabaran pacar saya telah habis saya akhirnya di putuskan, saya kecewa saya meminta maaf namun percuma saja semuanya telah terjadi kata putus telah di lontarkan dan kata balikan tak ada lagi gunanya. Sekuat tenaga saya mempertahankan dia supaya dia ingin balikan sama saya tapi semuanya percuma. Saya bingun apa yang harus saya lakukan saat ini semuannya hancur. Itulah yang sempat teman saya ceritakan kepada saya.

Dari kisah teman saya diatas itu membuat saya bimbang, bingung dan tak tahu harus berbuat apa, saya bingun harus memberi dia masukan apa karena saya benar-benar mengerti dengan apa yang ia rasakan sekarang. Hidup itu tak semulus yang kita kira. Semua kita rencanakan dengan baik namun jika tuhan berkehendak lain apa boleh buat scenario itu berjalan melenceng dari apa yang kita susun sebelumnya. 

Hidup itu tak mudah semua butuh proses, perencanaan, keikhlasan dan kesabaran. Semua hal di atas berusaha saya katakan kepada teman saya meski saya tahu sangat susah untuk  mempraktikkannya namun ntah apa yang akan terjadi berikutnya saya hanya berharap dia bisa bersabar dan berusaha.